Oxitec, sebuah lembaga penelitian asal Oxford, Inggris mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan hasil uji coba dari pelepasan nyamuk jantan yang telah dimodifikasi secara genetik di kepulauan Cayman.
Sebagai informasi, sejak Mei sampai Oktober lalu, Oxitec telah melepaskan nyamuk-nyamuk jantan tiga kali dalam sepekan di kawasan seluas 160 kilometer persegi.
Nyamuk jantan yang sudah dimandulkan secara genetik (popsci.com)
Nyamuk jantan yang dilepas itu secara genetik telah dimandulkan. Tujuannya, agar saat mereka kawin dengan nyamuk betina, mereka tidak akan memiliki keturunan, sehingga populasi nyamuk akan berkurang.
Ternyata, dari uji coba yang dilakukan, pada Agustus lalu, jumlah nyamuk di kawasan tersebut turun 80 persen. Peneliti berharap, penurunan populasi nyamuk ini akan mengurangi pula kasus demam berdarah.
Seperti dikutip dari PopSci, berhubung hanya nyamuk betina yang menggigit manusia dan menularkan penyakit seperti demam berdarah, peneliti Inggris tersebut memprediksi, jika nyamuk jantan disterilkan secara genetik dan disebar, langkah itu akan efektif menurunkan populasi.
Meski banyak ilmuwan dan pecinta lingkungan yang keberatan atas langkah pemusnahan nyamuk karena khawatir akan mengganggu spesies lain yang bergantung pada nyamuk, Oxitec memastikan bahwa gen pemandul tersebut tidak akan menurun pada generasi penerus si nyamuk. Dengan demikian, metode ini tidak memiliki dampak permanen terhadap ekologi.
Disebutkan, nyamuk jantan itu akan berfungsi layaknya insektisida yang mengurangi angka nyamuk secara sementara, akan tetapi tanpa efek buruk seperti insektisida berbasis zat kimia beracun.
Nyamuk jantan mandul ini juga lebih efektif untuk menumpas serangga yang telah mengembangkan kekebalan tubuh terhadap pestisida yang sudah sering digunakan.
Di kawasan di mana populasi nyamuk sedang meledak, penyakit yang disebabkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, sakit kuning, dan malaria ikut melonjak.
Menurunkan populasi nyamuk secara dramatis secara sementara dapat mengurangi jumlah kematian dan menyediakan waktu yang cukup untuk memberikan vaksinasi atau memberikan perawatan pada populasi manusia di kawasan tersebut.
Dengan naiknya angka kematian yang disebabkan oleh nyamuk, mencapai 2 juta kematian dari 700 juta orang yang terkena penyakit yang disebarkan nyamuk, temuan ini memberikan secercah harapan terhadap solusi yang selama ini dicari-cari.
Yakni cara mengatasi nyamuk tanpa merusak lingkungan dengan menggunakan racun berbahan kimia.
Sumber :
hs - teknologi.vivanews.com
Word Clock
My site is worth$1,637.76Your website value?
SMS GRATIS
NeoCounter
Blog Archive
-
▼
2010
(112)
-
▼
November
(57)
-
▼
Nov 18
(26)
- GeoToolBar is a counter tools statistic
- Senjata Perang Paling Ekstrim dan Aneh Dalam Peran...
- Inilah 7 Keajaiban Dunia Yang Terbaru
- Robot-Robot yang Mungkin Akan Mengakhiri Peradaban...
- Matahari Terbenam di Planet Mars, Apa Warna Langit...
- Berbagai Cerita Konyol Sejak Komputer Awal Tercipta
- 10 Orang Hebat yang Meninggal Dengan Cara Konyol
- Iblis-Iblis Yang Mewakili 7 Dosa Besar
- 7 Penemuan yang Banyak Menyebabkan Kematian
- Cinta Tumbuh Dari Otak, Bukan Dari Hati
- Inilah 10 Binatang Terkecil di Dunia Pada Jenisnya
- Peneliti Telah Berhasil Memodifikasi Nyamuk Pembas...
- Menguak Asal-Usul Lambang Bendera Bajak Laut
- 5 Alasan Komputer Wajib di Shut Down Setelah Seles...
- 10 Foto Unik Terbaru dari Mars Dengan Kamera Sehar...
- Misteri dan Rahasia Tidur Panjang Ratusan Tahun As...
- Rancangan Tentara-Tentara Super Masa Depan
- Gawat!! Bongkahan Gunung Es Antartika Mulai Mendek...
- Terms and Conditions of Use and Disclaimers
- Contact Us
- ASEAN Calendar of Meetings & Events 2010
- The ASEAN Secretariat
- ASEAN Chair
- ASEAN Summit
- ASEAN Member States
- ASEAN Name
-
▼
Nov 18
(26)
-
▼
November
(57)
Posting Komentar